Dukungan SDM dan Infrasruktur Mampu Dorong Perekonomian Yogyakarta
Anggota Komisi XI DPR RI Sarmuji, foto : hendra/hr
Anggota Komisi XI DPR RI Sarmuji mengungkapkan ada kelebihan lain yang dimiliki Provinsi Yogyakarta terkait persoalan progresivitas pembangunan, yakni tingginya indeks pembangunan manusia (IPM) jika dibanding provinsi lain. Jika ini mampu dimanfaatkan secara maksimal, Sarmuji meyakini pembangunan di Yogyakarta mampu menjadi lebih cepat.
“IPM Yogyakarta tertinggi di Indonesia. Artinya kapasitas SDM Yogyakarta melebihi kapasitas SDM di Indonesia secara keseluruhan. Kalau itu dimanfaatkan untuk membangun dan menemukan inovasi baru. Yogyakarta akan bisa melaju lebih cepat pembangunannya,” ungkap Sarmuji usai melakukan Kunjungan Spesifik ke Kanwil Bank Indonesia Yogyakarta, Jumat (19/1/2018).
Politisi Golkar ini meyakini pembangunan Yogyakarta mampu menjadi lebih cepat karena selain memiliki IPM tinggi, Yogyakarta juga memiliki Bandara Kulon Progo yang saat ini tengah dibangun. Sehingga, dukungan infrastruktur dan SDM mampu saling sinergi dalam pembangunan Yogyakarta di masa mendatang.
“Bagi Yogyakarta, pembangunan Bandara Kulon Progo sangat signifikan bagi pertumbuhan ekonomi. Karena infrastruktur ini berhubungan langsung bagi pariwisata. Bandara Kulon Progo ini akan menciptakan pusat pertumbuhana baru di Yogyakarta,” terang Sarmuji.
Dengan adanya dukungan infrastruktur dan SDM ini menjadi dua kelebihan Yogyakarta dibanding provinsi lain. Optimisme ini pun juga, lanjut Sarmuji harus diimbangi dengan pengendalian inflasi yang baik pula agar pertumbuhan ekonomi menjadi tepat sasaran dan terarah. Meski demikian, Sarmuji pun mengakui pengendalian inflasi di Yogyakarta sudah sangat baik untuk saat ini.
“Kalau dilihat berdasarkan hasil diskusi tadi, soal inflasi di bawah rata-rata nasional artinya koordinasi di daerah melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sudah berjalan baik. Kita hanya kasih masukan saja pada momen tertentu saat inflasi naik. Nah TPID juga harus bisa tahu pada momen apa inflasi naik, itu harus dicermati,” tutup Sarmuji. (hs/sc)